ANALISA KUAT TEKAN BATAKO DENGAN MENGGUNAKAN PASIR PUTIH DESA TUWEL DENGAN CAMPURAN LIMBAH STYROFOAM DI DESA TUWEL KABUPATEN TEGAL
Batako, Pasir Putih, Styrofoam, Tuwel, Tegal
Abstract
Dizaman Modern seperti sekarang, penggunaan batako digunakan sebagai penganti batu bata, selain lebih cepat dalam pemasangan, batako juga memiliki nilai lebih dibanding bata merah, salah satunya adalah Batako pasir putih (Tras). Berbagai cara dilakukan untuk menciptakan inovasi baru untuk menghasilkn batako yang sesuai dengan ketentuan yang ada. Antara lain adalah dengan menambahkan limbah Styrofoam sebagai bahan tambah untuk mengetahui pengaruh terhadap kuat tekan dan mengurangi berat dari batako.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Styrofoam terhadap kuat tekan batako. Metode yang dilakukan adalah trial an Error dengan total benda uji 15 buah.tiap variasi berjumlah 3 benda uji, dengan prosentase penambahan Styrofoam sebesar 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5%. Klasifikasi Batako mengacu berdasarkan SNI-03-0349-1989, yangmana didalamnya disebutkan kriteria batako mulai dari golongan I, II, III dan IV.
Metode penenelitian memiliki beberapa tahap, diantaranya tahap pesiapan, studi pustaka atau tahap awal pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literature dan observasi. Setelah semua data terkumpul dimulai dengan perhitungan perencanaan dengan menghitung jumlah kebutuhan pasir, semen, air, untuk batako normal, dan perhitungan penambahan Styrofoam sesuai dengan prosentasenya. Kemudian dilakukan uji coba terhadap 5 buah sampel batako normal dengan perbandingan 1 pc : 4 pasir dengan menggunakan penambahan air yang berbede, dimulai 100 ml – 1300 ml. dari uji coba yang dilakukan ditemukan campuran terbaik menggunakan 1,7 Kg semen, 6,7 Kg pasir, dan 1200 ml air dengan hasil kuat tekan 7,11 MPa / 79,62 Kg/cm². hasil tersebut yang digunakan untuk penelitian terhadap 15 benda uji yang dibuat.
Dari hasil pembuatan sampel batako dengan campuran 1 Pc : 4 Pasir, dengan kadar air 1200 ml menunjukkan bahwa nilai mutu batako normal memenuhi standar perencanaan dengan hasil kuat tekan 6,89 Mpa / 70,23 Kg/cm² dan masuk kedalam golongan batako tipe II. Sedangkan pada penambahan Styrofoam Hasil uji Maksimum terdapat pada penambahan 1% dengan hasil kuat tekan 4,58 Mpa / 46,67 Kg/cm² dan masuk golongan batako tipe III. Adapun hasil kuat tekan terendah terdapat pada penambahan Styrofoam 2,5%, dengan hasil kuat tekan 2,53 Mpa / 25,85 Kg/cm² dan masuk golongan batako tipe IV. Komposisi campuran yang ideal dan biaya paling ekonomis serta kuat tekan optimum adalah 1 Pc, 4 Pasir, 1% Styrofoam dan 1200 ml air dengan waktu pencetakan 2 menit menggunakan cetakan konvesional.
Downloads
References
Departemen Pekerjaan Umum. 1982, Persyaratan Umum bahan Bangunan di Indonesia, Bandung.
Frick, H. Koesmartadi, CH. 1999. Ilmu Bahan Bangunan. Yogyakarta: Kanisinus
Mulyono, T.2005.Teknologi Beton. Andi: Yogyakarta
Halim Abdul, 2013 (Jurnal Widya Teknika ISSN: 1411- 0660 : 1- 7)
Hidayati Sri, Subari. 2010 (Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 06 : 100 - 1007) Polistirena-Styrofoam. Online
Kimia-Master.blogspot.com/2011/11/polistirena-styrofoam.html [diakses 25 September2021 pukul 21:32]
Putri Yane Prima. 2016 Perkembangan Teknologi Bahan Bangunan. Jakarta : Kencana.
Tjikrodimuljo, Kardiyono. 2007. Teknologi Beton. Teknologi Beton. Yogyakarta: KMTS FT UGM.
Wahyu Anggoro, 2014, “Karakteristik Batako Ringan Dengan Campuran Limbah Styrofoam Ditinjau Dari Densitas, Kuat Tekan dan Daya Serap Air .