TELAAH MAKNA PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL ADAT LEBARAN TINGGI PADA KOMUNITAS ADAT “WETU TELU” DI BAYAN LOMBOK UTARA

Penulis

  • Lalu Habiburrahman STKIP HAMZAR ##default.groups.name.author##

DOI:

https://doi.org/10.32699/paramurobi.v4i2.1900

Kata Kunci:

Pendidikan Islam, Lebaran Tinggi, Wetu Telu

Abstrak

Penelitian ini terfokus pada kajian tentang telaah makna pendidikan islam dalam ritual adat lebaran tinggi pada komunitas adat “wetu telu”di bayan lombok utara. Masalah dalam penelitian ini adalah menelaah dan mengkaji makna-makna pendidikan islam dalam ritual adat lebaran tinggi di masyarakat Bayan, rangkaian pelaksanaan ritual, dan fungsi dari ritual adatlebarantinggi. Penelitian ini menggunakan kajian identitas sosial persepektif pendidikan atau makna pendidikan Islam yang ada pada ritual. Metode yang digunakan dalam menganalisis masalah penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian lapangan. Ritual adatlebarantinggi secara khusus memaparkan tentang tradisi ritual dan rangkaian adat masyarakat lokal Bayan yang dilakukan untuk mempertahankan pusaka leluhur bagi masyarakat adat dan berfungsi untuk menunjukkan eksistensi dan taraf hidup komunal yang melaksanakan tradisi ini.

Referensi

Abu Nashim Muchtar, Antara Tradisi dan Sendi-Sendi Tauhid, (Yogyakarta: Arta Media,
2003) Sulaiman, Menguak Makna Kearifan Lokal Pada Masyarakat Multikultural,
(Semarang: Robar Bersama, 2011)
Agus Bustanuddin, Agama Dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropoligi Agama,
(Jakarta: Grafindo Persada, 2006)
Ajid Tohir dan Ading Kusdiana, Islam di ASIA Selatan; Melacak Perkembangan Sosial,
Politik Ummat Islam Di India, Pakistan Dan Bangladesh, (Bandung: Humaniora,
2006)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Jakrta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008)
Bassam Tibi, The Crisis of Moderen Islam, (Salt Lake City: University of Utah press, 1988)

Clifford Gertz, Kebudayaan dan Agama, terj. Francisco Budi Hardiman, (Yogyakarta:
Kanisius, 1992)
Depdikbud, Monografi Daerah Nusa Tenggara Barat, (Mataram: Depdikbud, 1975)
Ernest Cassier, Manusia dan Kebudayaan, terj. Alois A. Nugroho (Jakarta: Gramedia,
1990)
Erni Budiwanti, Islam Sasak; Wetu Telu Versus Waktu Lima, Cet. II, (Yogyakarta: Lkis
Printing Cemerlang, 2013)
Fauzi Fahri, Penyingkapan Kuasa Simbol, Aproriasi Reflektif Pemikiran Piere Bourdieu,
(Yogyakarta: Juxtapos, 2007)
H. Bahrudin, Bahri, Study Sejarah dan Budaya Lombok, (Lombok Timur : Pusankanda,
2014)
Judith Ecklund, Tradition or Non Tradition: Adat, Islam, and Local Control on Lombok,
(New York: Cornell Univercity Press, 1981)
https://id.wikipedia.org/wiki/Mistisisme. 2 Juni2021
Koenjaraningrat, Beberapa Pokok Antropolgi Sosial, (Jakarta: Dian Rakyat, 1985)
Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2001)
______________, Sejarah Teori Antropologi I, (Jakarta: UI Press, 1987)
P.S. Hari Susanto, Mitos Menurut Mircea Eliade, (Yogyakarta: Kanisius, 1987)
Uka Tjandrasasmita, Sejarah Nasional Indonesia III, (jakarta: PN. Balai Pustaka, 1984)

Unduhan

Diterbitkan

2021-12-27

Cara Mengutip

“TELAAH MAKNA PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL ADAT LEBARAN TINGGI PADA KOMUNITAS ADAT ‘WETU TELU’ DI BAYAN LOMBOK UTARA”. 2021. PARAMUROBI: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 4 (2): 10-25. https://doi.org/10.32699/paramurobi.v4i2.1900.