ANALISIS KERUSAKAN KONTRUKSI PERKERASAN JALAN KOTA WONOSOBO
Kerusakan jalan, metode PCI dan metode Bina Marga, , faktor faktor penyebab kerusakan, perbaikan jalan
Abstract
Jalan kota Wonosobo ini diwakili oleh jalan Sindoro, jalan Angkatan 45, jalan Veteran dan jalan Kolonel Kardjono,saat ini banyak ditemui berbagai macam kerusakanhampir sepanjang jalan, baik kerusakn ringan maupun sedang.Faktor-faktor penyebab kerusakan secara umum adalahrepitasi beban lalulintas kendaraan,sifat material konstruksi perkerasan yang kurang baik, tanah dasar/ lapis dibawah permukaan kurang stabil, sokongan bahu samping kurang baik, serta drainase jalan kurang baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan jalan, dan faktor penyebabnya serta solusi untuk mengatasi kerusakan yang terjadi.
Sulaksono (2001) mengatakan bahwa pada dasarnya setiap struktur perkerasan jalan akan mengalami proses pengrusakan secara progresif sejak jalan pertama kali dibuka untuk lalu lintas. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu metode untuk menentukan kondisi jalan agar dapat disusun program pemeliharaan jalan yang akan dilakukan
Penelitian ini dilakukan dengan survei secara langsung di lapangan dengan mengamati dan menganalisis jenis jenis kerusakan yang ada serta mengukur tingkat kerusakanya menggunakan metode PCI dan metode Bina Marga.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kerusakan jalan Kota Wonosobo dengan menggunakan metode PCI memiliki Nilai 37,09 yang berarti memiliki tingkat kerusakan buruk (Poor), dengan jenis kerusakan Retak Kulit Buaya (Aligator Cracking), Tambalan dan galian utilitas (Patching & Util Cut Patch), Retak Pinggir (Edge Cracking), Pelapukan dan Butiran lepas (Weathering/Ravelling), Kegemukan (Bleeding), Amblas (Depression), Retak Slip (Slippage Cracking), dan Lubang (Potholes).untuk metode Bina Margamemiliki Nilai 6,78 yang berarti jalan masuk dalam(Pemeliharaan Rutin) dengan jenis kerusakan dominan Retak Kulit Buaya 35,74%, Retak Acak 23,42%, rusak Lubang dan Tambalan 18.03% dengan presentase nilai dan Retak Memanjang 11.64%, Pengausan, Pelepasan butir, Kegemukan.Jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk perbaikan layanan jalan antara lain dengan memberi lapisan tambahan, memperbaiki drainase, bahu jalan diperlebar dan dipadatkan, celah diisi campuran aspal dan pasir, serta lapis perkerasan dibongkar dan dilapisi kembali dengan bahan yang sama.
Perlu adanya pengawasan yang tegas dan bertanggungjawab supaya antara perencanaan dan pelaksanaan sesuai.
Downloads
References
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan.
Direktorat Jenderal Bina Marga (1990). Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota, No. 018/T/BNK/1990 Departemen Pekerjaan Umum (1995).
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011a, Pedoman Konstruksi dan Bangunan. No. 00101/M/BM/2011, Survei Kondisi Jalan untuk Pemeliharaan Rutin, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 2011b, Pedoman Konstruksi dan Bangunan. No. 00104/P/BM/2011, Survei Kondisi Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga
Hardiatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Edisi Pertama, Gadja Mada Universitisy Press, Yogyakarta.
MKJI, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
Saputro, A.D., Djakfar, L. & Rachmansyah, A. 2011, Evaluasi Kondisi Jalan dan Pengembangan Prioritas Penanganannya (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang), Jurnal Rekayasa Sipil, vol. 5, no. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658.
Sulaksono W., Ir. Sony. 2001. Rekayasa Jalan (Catatan Kuliah). Bandung:ITB.
Sukirman. S (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya, Erlangga, Jakarta
Utomo, Suryo Hapsoro Tri. (2001). Kajian Kondisi Perkerasan Jalan Arteri di Kabupaten Sleman Menggunakan Cara Pavement Condition Index. Media Teknik No. 2 Tahun XXIII Edisi Mei 2001. No. ISSN 0216-3012.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.