PENDEKATAN PENDIDIKAN MODEL EKSISTESIALISME MARTIN HEIDEGGER DALAM MENGHADAPI TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA MODERN
Abstrak
Artikel ini membahas penerapan pendekatan eksistensialisme Martin Heidegger dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk menghadapi tantangan di era modern. Berlandaskan pemikiran Heidegger tentang “Dasein” atau keberadaan manusia, eksistensialisme menekankan pentingnya kebebasan individu, tanggung jawab, dan pencarian makna hidup yang otentik. Dalam konteks PAI, prinsip-prinsip ini relevan untuk mengembangkan karakter peserta didik yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Pendekatan ini mampu menanggapi krisis identitas dan dampak sekularisasi yang mengancam generasi muda. Melalui kajian pustaka, penelitian ini menganalisis relevansi eksistensialisme dalam memperkaya metodologi PAI, khususnya melalui pembelajaran reflektif dan pengalaman. Implikasi praktis yang diusulkan mencakup peran guru sebagai fasilitator, pembelajaran berbasis refleksi, serta pengembangan kesadaran diri peserta didik sebagai individu yang unik. Pendekatan ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman spiritual dan membantu peserta didik menemukan tujuan hidup yang selaras dengan ajaran Islam.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Ahyan, Mohammad, and Yusuf Sya’bani, KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME (Telaah Implikatif Persepsi Aliran Filsafat Eksistensialisme Terhadap Dunia Pendidikan)
assegaf rachman, PENDIDIKAN ISLAM
Emilia, Dinda, ‘Eksistensialisme Dan Makna Hidup Analisis Filosofis Atas Pilihan Individu’, Literacy Notes, 1.2 (2023), pp. 1–9
Hamzah, Voullin, and Herwina Bahar, ‘Mimbar Kampus: Jurnal Pendidikan Dan Agama Islam Eksistensialisme Dan Pendidikan Islam’, doi:10.17467/mk.v23i2.1712
Heidegger, Martin., Joan. Stambaugh, and Dennis J.. Schmidt, Being and Time : A Revised Edition of the Stambaugh Translation (Excelsior : University Presses Marketing [distributor], 2010)
Herlina, Uray, and Ade Hidayat, ‘Pendekatan Eksistensial Dalam Praktik Bimbingan Dan Konseling’, Indonesian Journal of Educational Counseling, 3.1 (2019), pp. 1–10, doi:10.30653/001.201931.80
Indra Munawar, Masyitoh Chusnan, MAg Muhbib Abdul Wahab, and MAg Muhammad Guntur, EKSISTENSIALISME DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Juliano Ilham, Kristoforus, and FX Eko Armada Riyanto Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, ‘Sumbangan Konsep Otentisitas Martin Heidegger Bagi Praksis Dialog Interreligius: Upaya Mendukung Moderasi Beragama Di Indonesia’, Jurnal Ilmu Agama, 6 (2023)
Nelson, Eric S., ‘Martin Heidegger and Kitayama Junyū: Nothing Ness, Emptiness, and the Thing’, Asian Studies, 11.1 (2023), pp. 27–50, doi:10.4312/as.2023.11.1.27-50
Neuman, W. Lawrence, Pearson New International Edition Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches, Pearson, 2014
Ss, Usman, Arip Febrianto, M Pd, Yazida Ichsan, M Pd Muhammad, Ilham Thayyibi, and others, FILSAFAT ILMU DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Talal Asad, Formations of the Secular: Christianity, Islam, Modernity (StanfordUniveristyPress, 2003)
Tapung, Marianus, ‘Relevansi Pemikiran Heidegger Tentang “Being and Time” Terhadap Praktik Tema “Gaya Hidup Berkelanjutan” Siswa SD Pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila’, Jurnal Pendidikan Indonesia, 5.7 (2024), pp. 285–303, doi:10.59141/japendi.v5i7.2874
Pemberitahuan Hak Cipta
1. Penulis memiliki hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan karya yang secara simultan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons (CC BY-SA 4.0) yang memungkinkan orang lain untuk berbagi (menyalin dan mendistribusikan kembali materi dalam media atau format apa pun), dan menyesuaikan (mencampur, mengubah, dan membangun di atas bahan) karya untuk tujuan apa pun, bahkan secara komersial dengan pengakuan kepengarangan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
2. Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan awal publikasi dalam jurnal ini.
3. Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting pekerjaan mereka secara online (misalnya, dalam repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena dapat menyebabkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan ( Lihat Pengaruh Akses Terbuka).