PENGARUH PEMANFAATANPOTONGAN BAMBU DAN SERAT BAMBU TERHADAP KUAT TEKAN BETON
potongan bambu, serat bambu
Abstract
Penggunaan potongan bambu sebagai bahan tambah campuran beton bertujuan untuk mengganti sebagian agregat kasar dan mengurangi limbah pohon bambu yang di hasilkan dari bambu yang sudah tidak digunakan lagi dan dari sisa-sisa bambu yang digunakan untuk anyaman atau kerajinan tangan dan limbah bambu yang digunakan untuk konstruksi bangunan. Sedangkan dengan penggunaan serat bambu bertujuan untuk mendapatkan kuat beton yang tinggi, serat bambu bisa didapat dari limbah atau sisa-sisa dari hasil bambu yang digunakan untuk membuat lanjaran, tusuk sate, anyaman dll.
Penurunan nilai slump adukan beton seiring penambahan prosentase subtitusi. Beton bersifat menyerap air yang ditunjukkan dengan peningkatan absorbsi air pada benda uji beton yang mencapai 1.66 %. ( Rumanto, 2014 ) Serat bambu beton akan memiliki nilai kuat tekan tinggi. Terjadi pada penambahan proporsi sebesar 1.5 % dari berat semen mencapai 27.30 Mpa dengan kuat tekan rencana 20 Mpa. (Agus Rivani dan Mancar, 2009)
Metode perancangan campuran beton mengacu pada SNI-03-2834-1993 tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal yang merupakan adopsi dari metode Department of Environment (DoE).Mutu rencana beton yang dipakai K-225 atau F’c = 18,675 Mpa, prosentase campuran beton dengan potongan bambu sebesar 8% dan serat bambu sengan variasi 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 3%. Dan jenis material penyusun beton adalah potongan bambu, serat bambu, pasir, krikil, semen, dan air.
Pemanfaatan potongan bambu dan serat bambu sebagai pengganti sebagian agregat kasar yang diambil dari presentase berat agregat kasar pada campuran beton berpengaruh pada nilai kuat tekan beton. Proporsi penggunaan bahan pengganti masing-masing potongan bambu: 8%, dengan serat bambu: 0,5%, 0,1%, 1,5%, 2% dan 3%. Proporsi campuran optimal dengan nilai kuat tekan tertinggi didapat oleh kode benda uji A1 dengan variasi campuran potongan bambu 8% dan serat bambu 0,5% dari berat agregat kasar dengan nilai kuat tekan sebesar 23,94 N/mm2sehingga lolos dari kuat tekan rencana yaitu sebesar 18,675 N/mm2.
Agar diperoleh benda uji yang baik perlu diperhatikan pada saat pengadukan dan pemadatan, karena apabila dalam pemadatan tidak baik, benda uji akan mengalami keropos sehingga mempengaruhi hasil uji kuat tekan.
Downloads
References
tekan rencana 20 Mpa.
L.J. Murdock dan K.M. Brook. ( 1986 ). Bahan dan Praktek Beton ( edisi keempat ) Jl. Kramat IV No. 11, JAKARTA: ERLANGGA.
M.H. Habib Shaleh / CN13© 2011 Suara Merdeka16 Januari 2011
Mulyono, Tri. (2004). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Neville, Adam. (1981). Properties of Concrete3rd edition. Michigan: Pitman Pub.
Nugraha, Paul & Antoni. (2007). TEKNOLOGI BETON dari Material, Pembuatan, ke beton Kinerja Tinggi. Yogyakarta: C.V. Andi Offset (Penerbit ANDI).
PUBI 1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia)/Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Jakarta : Depdikbud
Rumanto. (2014) Beton bersifat menyerap air yang ditunjukkan dengan peningkatan absorbsi air pada benda uji beton yang mencapai 1.66 %. Universitas Sumatera Utara.
SK SNI 03-2834-2000. Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SK SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Version)
SK SNI T-15-1990-03. Tata Cara Pembuatan Beton Normal
SNI 03 – 1971 – 1990
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.