Kerjasama Antar Desa Untuk Pengembangan Wisata Waduk Wadaslintang di Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Dengan Pendekatan Analisis Strategi 7S Mckinsey
Pariwisata, McKinsey 7S, wisata
Abstract
Tujuan Penelitian ini adalah untuk merumuskan Strategi Kerjasama Antar Desa Untuk Pengembangan Wisata Waduk Wadaslintang Di Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini mengadopsi desain studi kasus. Pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen.Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dari sumber-sumber kepustakaan, dianalisis menggunakan interpretatif kualitatif. Analisis data menggunakan McKinsey 7S Framework.
Berdasarkan rangkuman analisis McKinsey 7S Framework, terjadi perubahan-perubahan dalam Kerjasama Antar Desa Untuk Pengembangan Wisata Waduk Wadaslintang Di Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo. Perubahan-perubahan yang terjadi mencakup aspek-aspek yang terdapat dalam McKinsey 7S Framework, baik soft element maupun hard element. Pada Strategy, Meningkatkan fungsi Kolaborasi 3 stakeholder yang dituangkan dalam pedoman untuk mengoptimalkan Kerjasama Antar Desa Untuk Pengembangan Wisata (diberikan ruang dan waktu kepada 3 stakeholder untuk saling berinteraksi) sehingga diperoleh arahan yang jelas dan tegas tentang cara-cara yang dipakai untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi. System, Mensinergikan program kegiatan antara bidang pemberdayaan masyarakat melalui proses yang menyangkut perencanaan, anggaran, evaluasi, monitoring dengan mengkoordinasikan support lintar sektor berbeda. Skill, Para Kepala Bidang Dinas Perhubngan mendasarkan atas kemampuan yang berbeda untuk mewujudkan pelaksanaan Kerjasama Antar Desa Untuk Pengembangan Wisata yang merupakan tahapan penting untuk menghasilkan pedoman.
Downloads
References
Boniface, P. (1999). Mengelola Wisata Budaya Bermutu. Jakarta: Bagian Proyek Penerjemahan dan Penerbitan Buku-buku Pariwisata Tahun Anggaran 1999/2000.
Davidson, J. (2005). The Complete Ideals Guide: Change Management. Jakarta: Prenada. Desplaces, D. (2005). A Multilevel Approach to Individual Readiness to Change. The Jurnal of
Behavioural and Applied Manegement. Vol 7 (1), pp.25-39.
Diarta. I K.S. (2017). Between Cultural Preservation and Tourism Industry: Dialectic Relations in Cultural Heritage Tourism Management in Tanah Lot and Borobudur Indonesia. Journal of Tourism. 4(2), pp.100-109.
Dowling, R.K., dan Fennel, D.A. (2003). ”The Context of Ecotourim Policy and Planning”. dalam Ross K. Dowling dan David A. Fennel (eds). Ecotourism Policy and Planning. Cambridge: CABI Publishing.
Ellinger, A.D., Ellinger, A.E., Yang, B., dan Howton, S.W. (2002). The Relationship between the Learning Organization Concept and Firm’s Financial Performance: An Empirical Assessment. Human Resource Development Quartely. 13(1), pp.5-21.
Goeldner, C.R., dan Ritchie, B.J.R. (2006). Tourism, Principles, Practices, Philoshopies. New
Jersey: Willey & Sons.
Huttasin, N., Dinkoksung, S., dan Foster, M.J. (2018). Applying McKinsey 7S Model in Community Based Tourism Development. Proceeding of 138 IASTEM International Conference, Kyoto, Japan
Singh, A. (2013). A Study of Role of McKinsey’s 7S Framework in Achieving Organizational
Excellence. Asia-Pasific Institute of Managemet.
Susanto, AB. (2014). Manajemen Strategik Komprehensif untuk Mahasiswa dan Praktisi.
Erlangga: Jakarta.
Swarbrooke, J. (1999). Sustainable Tourism Management. Wallingford. UK: Cabi Publishing. Ulrich, D. (1997). Human Resource Champions: The Next Agenda for Adding Value and
Delivering Result. Boston: Harvard Business School Press.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Winardi. (2005). Manajemen Perubahan (Mangement of Change). Jakarta: Kencana Prada
Media Group.