PENGEMBANGAN MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK
DOI:
https://doi.org/10.32699/spektra.v10i2.7774Kata Kunci:
Modul Ajar, Modul Ajar Berbasis Kearifan Lokal, Keterampilan Berpikir kritisAbstrak
Penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Pengembangan dilaksanakan dengan mengacu pada model ADDIE. Tahapan ADDIE meliputi tahap analyze, design, development, implementation, and evaluation. Penelitian pengembangan ini yang bertujuan untuk: (1) menghasilkan modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik yang memenuhi kriteria valid, (2) menghasilkan modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik yang memenuhi kriteria praktis, (3) mendeskripsikan efektivitas penggunaan modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik yang telah dikembangkan. Subjek coba penelitian ini adalah 35 orang peserta didik kelas X.B SMA Negeri 12 Luwu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi modul ajar berbasis kearifan lokal, kuesioner penilaian praktisi yaitu guru mata pelajaran fisika, serta instrumen tes keterampilan berpikir kritis. Kriteria kelayakan modul ajar dilihat dari aspek validitas isi. Kriteria kepraktisan modul ajar fisika dilihat dari penilaian praktisi (guru fisika), dan kriteria keefektifan penggunaan modul ajar berbasis kearifan lokal dilihat dari peningkatan hasil tes keterampilan berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan: (1) validitas modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal yang dikembangkan berdasarkan hasil koefisien validitas isi Aiken’s V telah memenuhi kategori valid/layak; (2) tanggapan praktisi terhadap modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal yang dikembangkan memberi respon positif dengan kategori sangat baik; (3) efektivitas penggunaan modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal dengan persentase 57% berada pada kategori efektif. Hal ini berarti bahwa modul ajar berbasis kearifan local yang telah dikembangkan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.
Referensi
Angraeni. (2019). Pengaruh Penggunaan Sabut Kelapa terhadap Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan. Prosiding Seminar Nasional Biologi Universitas Negeri Padang, 1355-1359.
Cynthia, Kaharuddin, A., Pariabti, Palloan (2022). Pengembangan E-Modul Fisika Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik SMA Negeri 15 Luwu. Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs UNM.
Djamas, S. (2015). Efektivitas E-Modul Fisika Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Phet dalam Ujicoba Terbatas untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika, 12 (2), 181-191.
Entoh, T., & Ismatul, A. (2022). Effects of 21st century learning on the development of critical thinking, creativity, communication, and collaboration skills. Journal of Nonformal Education, 8 (1), 46-53
Facione, P. A. (2015). Critical thingking: what is and why it counts. Maesured Reasons, 1-15.
Halik, A., Tadzkirah, Tri, A., & Novita, A. (2021). Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Penggerak Sekolah Menengah. Jurnal Basicedu, 6 (5), 8248-8258.
Khaeruddin. (2017). Model Pembelajaran IPA Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains (Model PFBKPS). Makassar: Pusaka Almaida.
Riduwan. (2011). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
