PENGARUH PEMANFAATAN SERAT IJUK AREN DAN ABU SEKAM PADI TERHADAP MUTU BETON
Beton, campuran serat ijuk dan abu sekam, mutu beton
Abstract
Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. salah satu bahan kontruksi yang banyak digunakan dalam struktur bangunan modern adalah beton, dengan berkembangnya teknologi penggunaan bahan tambah (admixture) untuk memperbaiki sifat-sifat dan kinerja beton dengan memanfaatkan limbah industri pertanian tanpa mengurangi mutunya. Untuk itu penelitian dilakukan guna mencampurkan limbah serat ijuk aren dan abu sekam padi dalam satu adukan, sebagai bahan tambah/ pengganti agregat. Dimana bahan tersebut sebelumnya pernah dilakukan penelitian untuk peningkatan mutu beton dan diperoleh peningkatan pada campuran serat ijuk 4% dan abu sekam padi 10%.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kombinasi kedua bahan tersebut terhadap mutu beton, yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara variabel beton normal dan beton campuran. Benda uji dalam penelitian ini berupa 2 silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan 1 benda uji kubus dengan ukuran 15x15x15 cm untuk membandingkan beton normal dengan beton campuran serat ijuk aren sebagai bahan tambah dengan presentase campuran jumlah 3,5%, 4%, 4,5% dan abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen dengan presentase campuran 7,5%, 10%, 12,5%. Mutu beton yang direncanakan adalah K-225 yaitu 318,675MPa yang diuji pada umur beton 7 hariyang dikonversi menjadi 28 hari.
Hasil yang didapat dari penelitian ini kuat tekan rata-rata beton normal dengan umur beton konversi 28 hari sebesar 21,496 MPa atau dan dibandingkan dengan beton campuran mengalami penurunan tekanan dengan A1: (lebih rendah 43%) , A2: (lebih rendah 33%), A3: (lebih rendah 33%) , B1: (lebih rendah 47%), B2: (lebih rendah 44%), B3: (lebih rendah 53%), C1: (lebih rendah 46%), C2: (lebih rendah 53%), C3: (lebih rendah 38%). Jika dibandingkan antara beton normal dan beton campuran, hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa beton campuran mengalami penurunan kuat tekan dibandingkan beton normal, dan tidak dianjurkan hasil penelitian ini digunakan dalam pekerjaan konstruksi.
Downloads
References
Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung
Departemen Pekerjaan Umum, 1990. Pemeriksaan Gradasi, Berat Jenis Keausan Kadar Lumpur, dan Penyerapan Air Agregat Halus & Kasar.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
L.J. Murdok dan K. M. Brook, 1986. Bahan dan Praktek Beton Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.
Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Muhammad Fachri,Nursyamsi “Pemanfaatan serbuk kayu (sawdust) sebagai subtitusi agragathalus pada campuran beton”
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wangsadinata Wiratman Ir. Ketua Pembaharuan PBI (Peraturan Beton Indonesia) Diterbitkan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung, 1971.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.