PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN DENGAN TEKNOLOGI BIOFUNGISIDA PLUS DI KABUPATEN KAMPAR
biofungisida, konsorsium, padi, pemberdayaan masyarakat
Abstract
Kabupaten Kampar merupakan satu diantara beberapa sentra penanaman padi di Provinsi Riau. Kendala dalam melaksanakan budidaya tanaman padi yang masih ditemukan diantaranya adalah kurangnya pengetahuan petani tentang teknik budidaya dan pengendalian penyakit pada tanaman padi. Tujuan kegiatan ini ialah untuk mendorong petani agar dapat membuat biofungisida berbahan aktif konsorsium Trichoderma virens dan Pseudomonad berflourescens dalam formulasi Biofungisida Plus untuk pencegahan dan pengendalian penyakit yang menyerang tanaman padi. Kegiatan pemberdayaan petani di Desa Sawah melalui penerapan teknologi pengendalian penyakit tanaman padi dengan biofungisida plus dilaksanakan dengan menerapkan Model Community Development. Pada metode ini secara langsung dilibatkan sebagai subyek dan obyek dalam pelaksanaan kegiatan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pemberdayaan masyarakat ini diantaranya ialah, masyarakat bersedia untuk menerapkan teknologi Biofungisida Plus di lahan sawahnya. Berdasarkan hasil kuisioner juga diketahui pemahaman dan wawasan petani bertambah setelah diperkenalkan dengan Teknologi Biofungisida Plus ini. Aplikasi Biofungisida Plus di lahan petani menunjukkan kondisi tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan teknik budidaya yang biasa digunakan oleh petani.
Downloads
References
Baehaki, S.E. 2013. Budi daya tanam padi berjamaah suatu upaya meredam ledakan hama dan penyakit dalam rangka swasembada pangan berkelanjutan. Badan Litbang Pertanian. Hlm. 230.
Nuryanto, B., A. Priyatmojo, B. Hadisutrisno, dan B. H. Sunarminto. 2010. Hubungan antara athogen awal athogen dengan perkembangan penyakit hawar upih pada padi varietas Ciherang. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia 16(2): 5561.
Pujianto. 2001. Pemanfaatan Jasad Mikro Jamur Mikoriza dan Bakteri dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan di Indonesia. Disertasi: Institut Pertanian Bogor.
Puspita F dan T. Nugroho. 2015. Karakterisasi Molekuler Isolat Trichoderma spp Endofit dan Potensinya Sebagai Antifungi Terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat. serta Pemacu Pertumbuhan Pada Bibit Kelapa Sawit. Laporan Hasil Penelitian, LPPM Universitas Riau.
Putro, N.S., L.Q. Aini, dan A.L. Abadi. 2014. Pengujian Konsorsium Mikroba Antagonis untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa pada Cabai Merah Besar (Capsicum annuum L.). Jurnal HPT 2(4): 44-53.
Saputra, R, T. Arwiyanto, A. Wibowo. 2015. Test Antagonistic Activity of Some Isolates Bacillus spp. Against Bacterial Wilt (Ralstonia solanacearum) in Some Tomato Varieties and their Identification. Pros of Indon Biodiv Model, vo. 1, no, 5, p. 1116-1122. DOI: http://dx.doi.org/10.13057/psnmbi/m010525.
Saputra, R, Y. Elfina, M. Ali, 2019, Kemampuan Penghambatan Formulasi Biofungisida Tepung Berbahan Aktif Trichoderma pseudokoningii Rifai Setelah Penyimpanan Terhadap Jamur Ganoderma boninense Pat. secara in vitro. Jurnal Budidaya Pertanian 15(2): 106-110. https://doi.org/10.30598/jbdp.2019.15.2.106 .
Semangun, H. 2008. Penyakit –penyakit tanaman pangan di Indonesia. 2nd Ed. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 475 p.
Weller, D.M, 1988, “Biological Control of Soilborne Plant Pathogens in the Rhizosphere with Bacteria”, Annual Review of Phytopathology, 26: 379-407.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.