ZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG

  • Adela Carera Magister Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
  • Eddy Prianto Magister Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
  • Bambang Supriyadi Magister Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Keywords:
Kenyamanan Termal, PMV, aktifitas berlengan pendek, Bangunan Ibadah, Kawasan Kota Lama, Semarang

Abstract

Terciptanya kenyamanan thermal penghuni bangunan di kawasan Kota Lama Semarang selain tergantung pada tingkat aktifitas dan jenis pakaiannya, juga tergantung pada empat faktor iklim lainnya (aspek suhu, kelembapan, kecepatan udara, suhu rata-rata radiasi). Kondisi eksisting saat ini Bangunan Ibadah di Kawasan ini mengaplikasikan sistem penghawaan gabungan yaitu dengan penggunaan Penghawatan buatan (AC) dan penghawaan alami (lubang ventilasi). 
Metode pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pengukuran dilakukan terhadap aktivitas beribadah secara berlangsung dengan karakter pakaian lengan pendek. Dan untuk pengolahan datanya menggunakan software Ingvar Holmer yang mengacu pada teori PMV. 
Hasil dari penelitian ini adalah; pertama kondisi kenyamanan thermal tercipta pada aktivitas ibadah di pagi hari dari pada aktivitas ibadah di siang hari. kedua, area tempat duduk yang nyaman dalam gedung terletak pada zona tempat duduk yang dekat dengan lubang ventilasi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Carera, A dan Prianto, E, (2016). Karakter Kenyamanan Thermal pada bangunan Ibadah di Kawasan kota Lama, Semarang, Proceding Seminar Nasional sains dan teknologi ke -7 tahun 2016, Semarang.

Fanger, P.O., (1970). Thermal Comfort., Danish Technical Press, Copenhagen

Handinoto., (2010). Arsitektur dan Kota-kota di Jawa pada Masa Kolonial. Graha Ilmu .Yogyakarta

Hermawan., (2014). Prediksi Kenyamanan Termal dengan PMV di SMK 1 Wonosobo dalam Jurnal PPKM UNSIQ I. pp.13-20.

Lestari, Dwi.S.S. (1994). Kondisi Kenyamanan Termal Bangunan Gereja Blenduk Semarang. ITB : Bandung

Lippsmeier, George., (1994). Bangunan Tropis., Erlangga, Jakarta

Murtomo, B. A., (2008). Arsitektur Kolonial Kota Lama Semarang dalam Enclosure Volume 7. Universitas Diponegoro. Semarang pp. 1-11

Nugroho, M.A., (2011). A Preliminary Study of Thermal Environment in Malaysias Terraced Houses., Journal and Economic Engeneering: 2(1), 25-28

Prianto, E dan Depecker,P. , (2002). Characteristic of airflow as the effect of balcony, opening design and internal division on indoor velocity: A case study of traditional dwelling in urban living quarter in tropical humid region, Energy and Buildings, Volume 34, Issue 4, pp. 401-409

Prianto,E., Jachet,I., Depecker,P., dan Peneau, J-P., (2001). Contribution of N3S Numerical Simulation in Investigating the Influence of Balcony on Traditional Building to Obtain Maximum Indoor Velocity, Volume , Number 3, pp.101-112,

Purwanto, L.M.F. (2004). Kenyamanan Thermal Pada Bangunan Kolonial Belanda di Semarang dalam Dimensi Teknik Arsitektur Volume 32, No. 2. Surabaya : Universitas Kristen Petra.

SNI T 03-6572-2001, (2015). http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/6237. Diakses: 24 Februari 2016, jam 22.30.
Published
2016-09-30
How to Cite
CareraA., PriantoE. and SupriyadiB. (2016) “ZONA NYAMAN BERAKTIFITAS IBADAH DI KAWASAN KOTA LAMA SEMARANG”, Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 3(3), pp. 258-266. doi: https://doi.org/10.32699/ppkm.v3i3.375.
Section
Articles

STATISTICS

Abstract viewed = 142 times
PDF downloaded = 131 times