KONSEP ISLAM YANG MENDASARI PEMBENTUKAN DESA DESA DI PEGUNUNGAN DIENG

  • Heri Hermanto Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer UNSIQ
  • Adinda Septi Hendriani Universitas Sains Al-Qur'an
Keywords:
islam di dieng, kekerabatan, konsep nyepetno laku, konsep brayan

Abstract

Rumah vernakular menarik untuk diteliti termasuk dari kinerja Keberadaan gua-gua kuno di Dieng, menunjukkan aktivitas peribadatan telah berlangsung lama sebelum masuknya pengaruh Hindu dan Budha (Rahardjo, 2002:175). Penyebaran Islam di Wonosobo dan sekitarnya, diperkirakan bermula di Dataran Tinggi Dieng pada jaman Raden Patah (1478-1513). (Babad Kedu). Desa Kreo Kecamatan Kejajar adalah merupakan desa tertua di Pegunungan Dieng. Bermula dari satu desa kemudian tumbuh beberapa desa di sekitarnya, selanjutnya meluas lebih jauh sampai desa-desa yang lebih jauh letaknya. Seperti yang disampaikan oleh Nastiti (1995), bahwa konsep permukiman Jawa Kuno dilandasi oleh konsep kerukunan yang dibangun oleh kekerabatan. Sehingga patut diduga bahwa terbentuknya desa-desa di Pegunungan Dieng dibangun oleh nilai-nilai ajaran Islam. Penelitian ini berusaha untuk menggali tentang konsep kekerabatan yang didalamnya terkandung nilai-nilai Islam dengan metode fenomenologi. Dari analisa ditemukan bahwa sistem kekerabatan yang didalamnya terkandung konsep nyepetno laku dan konsep brayan menjadi landasan masyarakat Dieng didalam membangun permukimannya.

The vernacular house is interesting to study, including the performance of the existence of ancient caves in Dieng, showing worship activities had taken place long before the entry of Hindu and Buddhist influences (Rahardjo, 2002: 175). The spread of Islam in Wonosobo and its surroundings, is estimated to begin in the Dieng Plateau in the days of Raden Patah (1478-1513). (Babad Kedu). Kreo Village, Kejajar District, is the oldest village in the Dieng Mountains. Starting from one village and then growing several villages in the vicinity, then extending further to the villages that are farther away. As stated by Nastiti (1995), that the concept of Old Javanese settlements is based on the concept of harmony built by kinship. So it should be suspected that the formation of villages in the Dieng Mountains was built by the values ​​of Islamic teachings. This study seeks to explore the concept of kinship which contains Islamic values ​​using the phenomenological method. From the analysis it was found that the kinship system which contained the concept of nyepetno behavior and the concept of Brayan became the foundation of the Dieng community in building their settlements.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Backhouse, Paul.N and Johnson, 2007, Hearth Life: An Experimental Examination of Site-Formation Processes Acting on Upland Hunter-Gatherer Camp Site Assemblages on the Southern High Plains, The Plains Anthropologist Vol. 52, No. 202 (May 2007), pp.175-194, Plains Anthropological Society. http:// www.jstor.org/stable, diakses 11 Juni 2012
Dewi, Pancawati, 2002, Fire Tengger Architecture; Nodes on Critical Adaption and Borrowing Knowledge, 2nd International Seminar on Vernacular Settelment, Vernacular Settelment in The New Millennium, University Indonesia, Jakarta
…………………, 2006, Peran Perapian dalam Pembentukan Ruang Baru di Sasak, Dimensi Teknik Arsitektur vol.33, No.1, Desember 2005:94-98, diakses dari http://www. puslit petra.ac.id/-puslits/journals, Juli 2010
…………………, 2011, Peran Perapian Dalam Rumah Tinggal Masyarakat Tengger, Studi Kasus : Desa Ngadisari-Tengger, Disertasi, Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Dewi, P.F.R, Antariksa, Surjono, 2008, Pelestarian Pola Perumahan Tanean Lanjhang Pada Permukiman di desa Lombang Kabupaten Sumenep, Arsitektur e-journal, volume 1 nomor 2 : 94-109. http://www.antariksae-journalblogspot.com/2008/08/arsitektur-e-journal-volume-1-nomor-2.html, diakses tanggal 29 Mei 2013
Friesen, T.Max, 2007, Hearth Rows, Hierarchies and Arctic Hunter-Gatherers: The Construction of Equality in the Late Dorset Period, World Archaeology Vol. 39, No. 2, pp. 194-214, Taylor & Francis, Ltd . http:// www.jstor.org/stable, diakses 11 Juni 2012
Galanidou, Nena, 1999, Regional settlement and intra-site spatial patterns in Upper Palaeolithic Epirus, British ,Vol. 3, The Palaeolithic Archeology Of Greece and Areas: Proceedings of the ICOPAG Conference, Ioannina, September 1994 (1999), pp. 148-158, British School at Athens. http:// www.jstor.org/stable, diakses 11 Juni 2012
Golani, Gideon, 1995, Ethics and Urban Design, John Wiley & Sons.Inc
Habitat (United Nations Centere For Human Settlements), (Oktober 2001) Learning from tradition to improve housing design, Homestead Typological Analysis Report United Nations Centre For Human Settelements
Handajani, Antariksa, Samadhi, 2006, Fenomena Pintu Butulan di Kampung Candi Panggung Kota Malang, Jurnal RUAS Jurusan Arsitektur dan Jurusan PWK Fakultas teknik Universitas Brawijaya, Vol.4, No.2 Desember, hlm 102-117
Ismael and Ngeh, 2011, Understanding the situation of rural settlements in the mountainous region, International Journal Studies (IJRS), Vol 18 no 2 oct 2011, http:// www.vri-online.org.uk/ijrs, diakses Agustus 2014
Nadrah, 2012, Butulan-Jepitan di Kampung Kauman, Tesis Program Pascasarjana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Priatmono, Alpha, 2004, Studi Kecenderungan Perubahan Morfologi Kawasan di Kampung Laweyan, Thesis Program Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Purbadi, Yohanes Djarot, 2010, Tata Suku dan Tata Spasial Pada Arsitektur Vernakular Permukiman Suku Dawam di Desa Kaenbaun di Pulau Timor, Disertasi Program Pascasarjana Teknik Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Purwanto, Edi, 2004, Pendekatan Fenomenologi dalam Penelitian Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Jurnal Teknik tahun ke XXIV edisi 2 ISSN 0852-1697, Fakultas Teknik UNDIP, Semarang
----------------, 2007, Rukun Kota : Ruang Perkotaan Berbasis Budaya Guyub Poros Tugu Pal Putih sampai Alun-alun Utara Yogyakarta, Disertasi Program Pasca Sarjana Teknik Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Rapoport, Amos,1969, House Form and Culture, Prentice Hall, London
Rejeki, Sri, 2007, Nilai Vernakular Dalam Penataan Lingkungan Pada Permukiman Lereng Gunung Sindoro, studi kasus desa Kapencar lereng gunung Sindoro Wonosobo, Dimensi Teknik Arsitektur, volume 35,no 2 Desember 2007, 190-196
Rejeki, Sri, 2012, Tata Permukiman Berbasis Punden Desa Kapencar, Lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Wonosobo, Disertasi Program S3 Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Satori dan Komariah, 2010, Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Alfabeta, Bandung
Setiawan, Alim, 1991, Rumah Tinggal Orang Jawa, Tesis, Bidang Multidisipliner Program Pengkhususan Antropologi Arsitektur Fakultas Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta
Sudaryono, 2003, Metode Deduktif dan induktif dalam Penelitian Arsitektur, Makalah Seminar Nasional : Penelitian Arsitektur, Metode dan Penerapannya, Magister Tenik Arsitektur UNDIP 7 Juni 2003, Semarang
Unwin, Simon, 1997, Analysing Architecture, Routledge, London
Published
2020-09-30
How to Cite
HermantoH. and HendrianiA. (2020) “KONSEP ISLAM YANG MENDASARI PEMBENTUKAN DESA DESA DI PEGUNUNGAN DIENG”, Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 7(3), pp. 266-274. doi: https://doi.org/10.32699/ppkm.v7i3.1348.
Section
Articles

STATISTICS

Abstract viewed = 362 times
PDF downloaded = 178 times