KONDISI PAWON DAN PERILAKU PENGHANGATAN DI RUMAH KAYU DATARAN TINGGI

  • Hermawan Hermawan
Keywords:
Penghangatan, Ruang, Tradisional

Abstract

Pawon bagi rumah tinggal dataran tinggi merupakan ruang yang digunakan untuk penghangatan sehingga hampir rumah di dataran tinggi mempunyai pawon. Fungsi pawon sebagai ruang penghangatan bisa digunakan oleh anggota keluarga ataupun oleh tetangga. Kondisi pawon menentukan berapa orang yang bisa menggunakan pawon untuk penghangatan. Tujuan penelitian adalah mengungkap kondisi pawon dan perilaku penghangatan di rumah kayu dataran tinggi. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif yang mendapatkan data dengan cara observasi dan dokumentasi. Beberapa data didapatkan juga dari wawancara terbuka sebagai bentuk validasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kondisi pawon yang luas dengan perlengkapan jengkok dan dingklik cukup dijadikan ruang penghangatan oleh keluarga dan tetangga. Kondisi pawon yang tidak memungkinkan untuk mengobrol banyak orang, maka digunakan ruang makan atau ruang keluarga sebagai ruang bersama keluarga dan tetangga. Pawon tetap menjadi ruang penghangatan namun hanya terbatas untuk anggota keluarga saja.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amster, M. H. (2008). The social optics of space: Visibility and invisibility in the borderlands of Borneo. Space and Culture, 11(2), 176–195. https://doi.org/10.1177/1206331208317068
Anderson, D. G., Wishart, R. P., & Vaté, V. (2013). About the hearth: Perspectives on the home, hearth and household in the circumpolar north. In About the Hearth: Perspectives on the Home, Hearth and Household in the Circumpolar North (Issue January 2013). https://doi.org/10.5860/choice.51-3917
Dewi, P. (2018). Perapian sebagai Elemen Pembentuk Identitas Arsitektur Nusantara. January, A073–A081. https://doi.org/10.32315/sem.2.a073
Dwisusanto, Y. B., & Hermawan. (2020). The role and meaning of fireplace in Karangtengah Hamlet settlement, Banjarnegara: A study of the spatial pattern of pawon and kinship. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, 5(3), 479–488. https://doi.org/10.30822/arteks.v5i3.609
Hermawan. (2023). KARAKTERISTIK DAN TIPE RUMAH TINGGAL DESA CONDONGCAMPUR, WONOSOBO. Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE), 5(1), 241–248.
Hermawan, H., & Prianto, E. (2018). Thermal evaluation for exposed stone house with quantitative and qualitative approach in mountainous area, Wonosobo, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 99(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/99/1/012017
Hermawan, Prijotomo, J., & Dwisusanto, Y. B. (2020). The geni tradition as the center of the shelter for plateau settlements. Ecology, Environment and Conservation, 26(1), 34–38.
Hermawan, Prijotomo, J., Dwisusanto, Y. B., & Faqih, N. (2022). Changing Meanings of Hearths in Vernacular Highland Houses in Indonesia. ISVS E-Journal, 9(2), 130–145.
Matthews, W. (2016). Humans and fire: Changing relations in early agricultural and built environments in the Zagros, Iran, Iraq. Anthropocene Review, 3(2), 107–139. https://doi.org/10.1177/2053019616636134
Pancawati, D., & Ami, A. (2015). Segmentation of hearth (pawon) space in Tenggerese house. Archnet-IJAR, 9(1), 144–157. https://doi.org/10.26687/archnet-ijar.v9i1.502
Reed, K. (2019). Ritual household deposits and the religious imaginaries of early medieval Dalmatia (Croatia). Journal of Anthropological Archaeology, 56(March), 101084. https://doi.org/10.1016/j.jaa.2019.101084
Widera, B. (2021). Comparative analysis of user comfort and thermal performance of six types of vernacular dwellings as the first step towards climate resilient, sustainable and bioclimatic architecture in western sub-Saharan Africa. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 140, 110736. https://doi.org/10.1016/j.rser.2021.110736
Published
2024-04-30
Section
Articles

STATISTICS

Abstract viewed = 7 times
PDF downloaded = 7 times