KAWASAN WISATA GLAMPING DI LERENG GUNUNG BISMO DENGAN PENDEKATAN ECO-ARCHITECTURE

  • Muhammad Mustofa Universitas Sains Al-Qur'an
Keywords:
Gunung Bismo, Wisata, Glamping, Eco-Architecture

Abstract

Pendakian gunung pada masa sekarang ini sangat digandrungi oleh banyak orang mulai dari kaum remaja hingga dewasa. Namun mendaki gunung membutuhkan banyak perlengkapan dan persiapan yang matang. Untuk itu perlu adanya terobosan untuk memfasilitasi para pecinta camping yang tidak mau diribetkan oleh hal-hal tersebut. Glamping adalah salah satu inovasi baru yang dilakukan oleh para pelaku bisnis pariwisata, salah satunya adalah layanan berkemah dalam kemegahan fasilitas yang disajikan untuk memanjakan wisatawan. Konsep pendekatan yang digunakan adalah eco-architecture. Dimana eco-architecture merupakan sebuah konsep yang memadukan ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur. Eco-architecture memiliki orientasi utama pada model pembangunan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang harmonis antara lingkungan, manusia dan bangunan. Dari tinjauan serta pengertian perancangan arsitektur eco-architecture diatas, diharapan dari perancangan glamor camping ini dapat menciptakan glamor camping yang memadukan lingkungan alam dan lingkungan manusia yang harmonis.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arrizqi, A., Jamil, M., & Hermawan, H. (2021). Kearifan Lokal Rumah Kayu di Wonosobo (Kajian Termal dan Kebencanaan). Jurnal PPKM UNSIQ, 8(3), 220–226.
Arrizqi, A. N., & Hermawan, H. (2021). Kebencanaan Ditinjau Dari Kajian Teknik Sipil Dan Arsitektur. Jurnal Ilmiah Arsitektur, 11(1), 17–22. https://doi.org/10.32699/jiars.v11i1.1873
Dwisusanto, Y. B., & Hermawan. (2020). The role and meaning of fireplace in Karangtengah Hamlet settlement, Banjarnegara: A study of the spatial pattern of pawon and kinship. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, 5(3), 479–488. https://doi.org/10.30822/arteks.v5i3.609
Hermawan. (2014). Karakteristik Rumah Tinggal Tradisional di Daerah Pegunungan Jawa Tengah. Jurnal PPKM UNSIQ III, 212–219.
Hermawan, H., & Prianto, E. (2018). Thermal evaluation for exposed stone house with quantitative and qualitative approach in mountainous area, Wonosobo, Indonesia. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 99(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/99/1/012017
Hermawan, H., Prianto, E., & Setyowati, E. (2018a). Analisa Perbandingan Suhu Permukaan Dinding Rumah Vernakular Pantai Dan Gunung. Jurnal Arsitektur ARCADE, 2(3), 149. https://doi.org/10.31848/arcade.v2i3.77
Hermawan, H., Prianto, E., & Setyowati, E. (2018b). Studi Tipologi Rumah Vernakular Pantai Dan Gunung (Studi Kasus Di Kabupaten Demak Dan Kabupaten Wonosobo). Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 5(3), 259–266. https://doi.org/10.32699/ppkm.v5i3.473
Hermawan, Prijotomo, J., & Dwisusanto, Y. B. (2020). The geni tradition as the center of the shelter for plateau settlements. Ecology, Environment and Conservation, 26(1), 34–38.
Hermawan, Prijotomo, J., Dwisusanto, Y. B., & Faqih, N. (2022). Changing Meanings of Hearths in Vernacular Highland Houses in Indonesia. ISVS E-Journal, 9(2), 130–145.
Santoso, W. W., Hendriani, A. S., & Hermawan. (2021). Museum Geologi Wonosobo Dengan Pendekatan Arsitektur Bioklimatik. Economic, Business and Engineering (JEBE), 2(2), 391–395.
Published
2022-10-31
Section
Articles

STATISTICS

Abstract viewed = 210 times
PDF downloaded = 283 times