IDENTIFIKASI PENYAKIT BRUCELLOSIS PADA DAGING SAPI BERDASARKAN ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN GRAY LEVEL COOCURENT MATRIX (GLCM)
Brucellosis, Fitur Tekstur, GLCM, Pengolahan Citra
Abstract
Seiring dengan meningkatnya konsumsi daging sapi di masyarakat, membuat orang yang tak bertanggung jawab memanfaatkan kondisi dengan menjual daging sapi yang tidak layak konsumsi kepada masyarakat, hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ciri-ciri daging sapi berkualitas, untuk mengetahui kualitas daging sapi dapat ditentukan dari tekstur daging sapi. Pada umumnya masyarakat menggunakan penglihatan kasat mata untuk menentukan kualitas daging sapi. Namun, cara tersebut masih kurang efektif karena mata memiliki kelemahan untuk melihat suatu objek secara detail. Penelitian ini bertujuan dalam menganalisis tekstur daging sapi untuk mengidentifikasi kualitas daging sapi dengan menggunakan proses pengolahan citra. Diharapkan dengan penelitian ini, menghasilkan perbedaan terhadap jenis daging yang terkena penyakit brucellosis berdasarkan tekstur daging sapi menggunakan metode Gray Level Co-Occurrence Matrix (GLCM). Parameter yang dianalisis adalah Contrast, Correlation, Energy, Homogeneity. Parameter tersebut akan diterapkan pada citra daging sapi sehat dan daging sapi terpapar brucellosis untuk dicari nilai dari masing - masing parameter. Hasil yang didapatkan, terdapat kesimpulan bahwa penyakit brucellosis dapat dikenali berdasarkan hasil proses ekstraksi fitur citra dengan metode GLCM. Lanjutan yang dapat dilakukan dari penelitian ini, diperlukan metode klasifikasi dalam membedakan citra daging sapi terpapar brucellosis atau daging sehat secara lebih detail.
Downloads
References
Ali, S., Nawaz Z, Akhtar A, Aslam R, Zahoor M.A. and Ashraf M., 2018. Epidemiological Investigation of Human Brucellosis in Pakistan. Jundisapur J Microbiol. 11(7):1-5.
Dwi, W.K, Tyasningsih W, Praja R.N., Hamid I.S., Sarudji S dan Purnama M.T.E., 2018. Deteksi Antibodi Brucella pada Sapi Perah di Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi dengan Metode Rose Bengal Test (RBT). Jurnal Medik Veteriner. 1(3):142-147.
Kementan, Kementerian Pertanian. 1992. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 413/Kpts/Tn.310/7/1992 tentang Pemotongan Hewan Potong dan Penanganan Daging serta Hasil Ikutannya. Kementan RI.
Lawrie, R. A. 1979. Meat Science. 3nd ed. Pergamon Press.
Mugabi, R., 2012. Brucellosis Epidemiology, Virulence Factors, Control and Molecular Targets to Prevent Bacterial Infectious Diseases. [M.Sc. Thesis]. North Dakota State Univ.
Syah, S.P., E. Saswiyanti dan I.S. Nurhayati, 2011.Brucellosis di Indonesia.
https://docplayer.info/53843933-Brucellosisdiindonesia.html.
Winarsih, W.H., 2018. Penyakit Ternak yang Perlu Diwaspadai Terkait Keamanan Pangan. Cakrawala. 12(2):208-221
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.