PENGARUH PEMANFAATAN SERUK KAYU DAN IJUK AREN TERHADAP MUTU BETON
Beton, campuran serbuk kayu dan ijuk aren, eksperimental, mutu beton
Abstract
Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahanya, dan kinerja beton dengan memanfaatkan limbah industry pabrik dan pertanian tanpa mengurangi mutunya. Untuk itu penelitian dilakukan guna mencampurkan limbah serbuk kayu dan ijuk aren dalam satu adukan, sebagai bahan tambah / pengganti agregat dimana bahan yang digunakan tersebut sebelumnya pernah dilakukan penelitian untuk peningkatan mutu betondan diperoleh peningkatan pada campuran serbuk kayu 3% dan ijuk aren 4%. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kombinasi keduabahan tersebut terhadap mutu beton
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara variabel beton normal dan beton campuran. Benda uji dalam penelitian ini berupa 2 silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan 1 benda uji kubus dengan ukuran 15x15x15 cm untuk membandingkan beton normal dengan beton campuran serbuk kayu sebagai bahan pengurang sebagian agregat halus dengan presentase campuran jumlah 2,5%, 3%, 3,5% dan serat ijuk aren sebagai penambah dari total semen atau agregat halus dengan presentase campuran 3,5%, 4%, 4,5%. Mutu beton yang direncanakan adalah K-225 yaitu 18,675MPa yang diuji pada umur beton 7 hariyang dikonversi menjadi 28 hari.
Hasil yang didapat dari penelitian ini kuat tekan rata-rata beton normal dengan umur beton konversi 28 hari sebesar 21,496 MPa dan dibandingkan dengan beton campuran mengalami penurunan tekanan dengan A1: (lebih rendah 50%) , A2: (lebih rendah 42%), A3: (lebih rendah 51%) , B1: (lebih rendah 59%), B2: (lebih rendah 51%), B3: (lebih rendah 55%), C1: (lebih rendah 46%), C2: (lebih rendah 42%), C3: (lebih rendah 45%). Jika dibandingkan antara beton normal dan beton campuran, hasil penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa beton campuran mengalami penurunan kuat tekan dibandingkan beton normal, dan tidak dianjurkan hasil penelitian ini digunakan dalam pekerjaan konstruksi.
Downloads
References
Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung
Departemen Pekerjaan Umum, 1990. Pemeriksaan Gradasi, Berat Jenis Keausan Kadar Lumpur, dan Penyerapan Air Agregat Halus & Kasar.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
L.J. Murdok dan K. M. Brook, 1986. Bahan dan Praktek Beton Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.
Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Muhammad Fachri,Nursyamsi “Pemanfaatan serbuk kayu (sawdust) sebagai subtitusi agragathalus pada campuran beton”
Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton, Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wangsadinata Wiratman Ir. Ketua Pembaharuan PBI (Peraturan Beton Indonesia) Diterbitkan Departemen Pekerjaan Umum, Bandung, 1971.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.