Arah Baru Pengembangan Studi ‘Ulûmul Qur`ân: Rekonstruksi Atas Teori Makkî Dan Madanî
‘Ulûm Al-Qur`ân, Makkî dan Madanî
Abstract
Al-Qur`an merupakan wahyu sekaligus mu’jizat terakhir yang diberikan oleh Allah kepada Rasulullah Saw. Pasca mangkatnya Rasulullah Saw. , untuk menjawab persoalan-persoalan keagamaan yang ada dibutuhkan suatu bentuk ijtihad yang kemudian melahirkan Ilmu-ilmu Al-Qur`an (‘Ulûm Al-Qur`ân), dimana salah satu cabang dari ilmu tersebut adalah ilmu Makkî dan Madanî. Artikel ini bertujuan untuk menjawab persoalan-persoalan seputar pengertian dari makkî dan madanî, perkembangan makkî dan madanî, signifikansi dan arti penting teori makkî dan madanî dalam konteks penafsiran Al-Qur`an. Pengertian dari Makkî dan Madanî telah disepakati oleh sebagian besar sarjanawan Islam dimana Makkî didefinisikan sebagai ayat dan surat Al-Qur`an yang diturunkan sebelum Rasulullah Saw. berhijrah ke kota Madinah, walaupun turunnya diluar di kota Mekah; sedangkan Madanî adalah ayat dan surat Al-Qur`an yang diturunkan setelah Rasulullah Saw. berhijrah ke kota Madinah, walaupun di kota Mekah. Metode yang telah disepakati oleh sarjanawan-sarjanawan Islam dalam mengetahui dan menentukan mana ayat dan surat Al-Qur`an yang Makkî dan mana yang Madanî adalah metode sima’i-naqli dan metode ijtihad (qiyasi-aqli). Teori Makkî dan Madanî ini sangat signifikan bagi seorang mufassir dalam menafsirkan Al-Qur`an. Salah satu solusi sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan persoalan seputar makkî dan madanî, adalah sintesa antara kriteria-kriteria yang ada, yang mencakup sintesa antara kriteria gaya bahasa (panjang pendek dan fashilah), kriteria kandungan isi (tema) dan kriteria gerak antara teksdan realitas (yang kemudian dikenal dengan asbab al-nuzul).
Downloads
References
Abu Suhba, Muhammad. 1987. Al-Madkhal li Dirasat Al-Qur`an al-Karim. Saudi Arabia: Dâr Al-Liwâ, cet. III.
Abu Zayd, Nasr Hamid. 2008. Mafhum al-Nash. Beirut : Al-Markaz al-Arabi al-Tsaqafi, cet. V.
__________. 2005. Tekstualitas Al-Qur`an: Kritik terhadap Ulumul Quran, terj. Khoiron Nahdliyyin. Yogyakarta : LKiS Yogyakarta, cet. IV.
Al-Ibrahim, Musa Ibrahim. 1996. Buhûṡ Manhajiyyah fî ‘Ulûm Al-Qur`an al-Karîm, Yordania: Dâr ‘Ammar, cet. II.
Al-Judai’, Abdullah ibn Yusuf. 2001. Al-Muqaddimah al-Asasiyyah fi Ulum
Al-Qur`an, Beirut, Muassah al-Rayyah, cet. I.
As-Shabbagh, Muhammad ibn Luthfi. 1990. Lamḣat fî ‘Ulûm Al-Qur`an wa Ittijâhât at-Tafsîr, Beirut : Al-Maktab al-Islami, cet.III.
As-Suyuthi, Jalaluddin. Al-Itqân fî ‘Ulûm Al-Qur`an
az-Zarkasyi, Badruddin. Al-Burhân fî ‘Ulûm Al-Qur`an
az-Zurqani, Manâḣil al-‘Irfân fî Ulum Al-Qur`an
dalam Menafsirkan Al-Qur`an, Jakarta, Bulan Bintang, cet. III.
Hadi Ma’rifat, Muhammad. 2007. Sejarah Al-Qur`an, terj. Thoha
Hasbi al-Shiddieqy, Muhammad, Ilmu-ilmu Al-Qur`an: Media-media Pokok
Ibrahim Haqqî, Muhammad Shafa’. 2004. Ulûm Al-Qur`an min Khilâl Muqaddimat al-Tafâsîr min Nasy`atihâ ila Nihâyat al-Qarn Aṡ-Ṡamin Al-Hijri. Beirut: Mu`assasah ar-Risalah. cet. I
Ismail, Sya’ban Muhammad. T.th. Al-Madkhal li Dirâsat Al-Qur`an wa as-Sunnah wa al-‘Ulûm al-Islâmiyyah. T.tp : tp.
Manshur, Abdul Qadir. 2002. Mausu’ah Ulûm Al-Qur`an, Suriah : Dar al-Qalam al-‘Arabi, cet. I.
Musawwa, Jakarta, Penerbit Al-Huda, cet. I
Wijaya, Aksin. 2009. Arah Baru StudiUlum Al-Qur`an; Memburu Pesan Tuhan di Balik Fenomena Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. I