Kisah Nabi Zakaria Dalam Surat Maryam (Kajian Semiotika Al-Qur’an)
semiotika, Nabi Zakaria, doa
Abstract
Kisah Nabi Zakaria d alam al-Qur’an terdapat tanda-tanda yang perlu diungkap, seperti doa yang yang tak kunjung dikabulkan dan kehamilan istri Nabi Zakaria. Ada satu hal yang selalu menggelisahkan hatinya sehingga Nabi Zakaria sangat ingin memperoleh seorang anak. Hal ini dimaksudkan agar adanya penerus yang dapat mewarisi risalah kenabiaannya. Selain itu, kondisi sosial kaumnya juga melenceng dari ajaran Allah. Karena alasan inilah Nabi Zakaria berdoa siang malam agar doanya dikabulkan. Rangkaian kisah ini dipandang penulis sebagai tanda-tanda yang perlu dikaji lebih dalam. Metode yang relevan untuk mengungkap kisah ini adalah semiotika al-Qur’an. Penulis membagi kisah ini menjadi tiga tahapan. Pertama, Nabi Zakaria mendambakan seorang anak, kedua, do’a Nabi Zakaria dikabulkan dan ketiga, Nabi Zakaria bisu. Setiap fase dianalisis secara struktural yang dititik beratkan pada aspek linguistik.Teks yang sudah mendapatkan arti kemudian dianalisis lagi dengan pendekatan hermeneutik (interpretasi teks) agar pesan-pesan yang terdapat didalamnya dapat terungkap. Berdasarkan analisis ini, kisah Nabi Zakaria mempunyai beberapa pesan penting di antaranya, mengajarkan optimisme, tidak berputus asa, penuh kesabaran, bersikap teliti, bernilai dakwah dan kekuasaan Allah.