RUMAH TANGGA NABI SEBAGAI ROLE MODEL IDEAL RELASI SUAMI ISTRI

  • Reni Nur Aniroh Universitas Sains Al-Qur`an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, Indonesia
  • Nurma Khusna Khanifa Universitas Sains Al-Qur`an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, Indonesia
  • Hary Mulyadi Universitas Sains Al-Qur`an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo, Indonesia
Keywords:
Relasi, Role Model, Suami Istri

Abstract

Rasul merupakan sosok manusia yang memiliki kepribadian dan akhlak yang agung. Fakta tersebut menyebabkan umat Islam menempatkan Nabi Muhammad sebagai suri tauladan dan panutan yang harus diikuti dalam setiap tingkah laku kehidupanya. Perihal rumah tangga, Nabi Muhammad telah memberikan tuntunan dan tauladan agar memperhatikan kemaslahatan keluarga. Bahkan, Rasulullah tidak segan-segan menyampaikan bahwa salah satu tolok ukur baik tidaknya seseorang itu dinilai dari sikapnya dalam berkeluarga. Klaim Rasulullah sebagai pribadi yang paling baik dalam berkeluarga bukanlah sebatas ucapan belaka. Rasul disifati sebagai pribadi yang sangat memperhatikan pelayanan terhadap keluarga. Secara simbolis fungsional, Al-Qur’an mengibaratkan relasi suami istri ini seperti pakaian, istri adalah pakaian untuk suami dan suami merupakan pakaian untuk istri. “Hunna libāsullakum wa antum libāsullahun”. Ini merupakan ajaran prinsip Islam bahwa suami istri mempunyai kedudukan yang setara. Mereka saling melindungi antara satu dengan yang lainnya. Relasi kesejajaran dan kesalingan ini harus berjalan secara ma’ruf dan tanpa paksaan ataupun tindakan kekerasan. Suami istri berposisi sebagai patner yang saling mengisi, melengkapi, melindungi, dan mengayomi. Tidak selalu digambarkan sebagai seorang yang hanya aktif di ranah domestik, penurut, lemah, inferior, dan marginal. Namun mereka juga memiliki kedudukan yang sama dengan laki-laki dalam hal-hal yang dapat dipertukarkan (sosial) bukan hal-hal kodrati.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aḥmad ibn ‘Alī, Abū Ya’lā. Musnad Abī Ya’lā. Ditahqiq oleh Ḥusain Salīm Asad. Jus 8. Damsyiq: Dār al-Ma’mūn litturāṡ, t.t.
Al-Bukhārī, Muhammad ibn Isma’il. Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī. Tahqiq Muḥammad Zahīr ibn Nāṣr an-Nāṣr. Dār Tūq an-Najāh, 1422.
Bukhārī, Muhammad ibn Isma’il al-. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. t.p.: Dār Tūq an-Najāh, 1422.
ī, Abū ‘Abd ar-Raḥman Aḥmad ibn Syu’aib ibn ‘Alī al-Khurāsānī an-Nasā’. Sunan al-Kubrā linnasā’ī. Ditahqiq oleh Ḥasan ‘Abd al-Mun’im Syalbī. Beirut: Mu’asasah ar-Risālah, 2001.
———. Sunan an-Nasā’ī. Ḥalb: Maktab al-Maṭbū’āt al-Islāmiyah, 1986.
ī, Muḥammad ibn Idrīs asy-Syāfi’. al-Umm. Vol. IV. Kairo: ad-Dār al-‘Ᾱlamiyyah, 2018.
Ibn Ḥanbal, Abū ‘Abd Allāh Ahmad Ibn Muḥammad. Musnad Aḥmad. Mu’asasah ar-Risālah, 2001.
Kodir, Faqihuddin Abdul. Qirā’ah Mubādalah: Tafsir Progresif untuk Keadilan Gender dalam Islam. Yogyakarta: IRCiSoD, 2019.
Kompilasi Hukum Islam (t.t.).
Muhammad, Husein. Fiqh perempuan. Cetakan pertama. Baturetno, Banguntapan, Yogyakarta: IRCiSoD, 2019.
Munti, Ratna Batara. Perempuan sebagai Kepala Keluarga. Cet. I. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender bekerja sama dengan Perserikatan Solidaritas Perempuan dan The Asia Fondation, 1999.
Naysābūrī, Muslim ibn al-Ḥajāj Abu al-Ḥasn al-Qasyīrī an-. Ṣaḥīḥ Muslim. Beirut: Dār Iḥya’ at-Turāṡ al-‘Arabī, t.t.
Rahmah, Mariyatul Norhidayati. “Romantika Rumah Tangga Rasulullah SAW.” Al-Hiwar 03, no. 5 (t.t.): 25–33.
Sijistānī, Abū Dāwud Sulaimān ibn al-Asy’aṡ ibn Isḥāq as-. Sunan Abī Dāwud. Beirut: al-Maktabah al-‘Aṣiriyah, t.t.
Syirāzī, Abū Ishāq Ibrāhīm asy-. al-Muhażżab fī Fiqh al-Imām asy-Syafi’ī. Juz 2. Dār al-Kitab al-‘ilmiyah, t.t.
Ṭabarī, Abu Ja’far aṭ-. Jāmi’ al-Bayān fī Ta’wīl al-Qur’ān, Juz 5. Ditahqiq oleh Aḥmad Muḥammad Syākir. ttp.: Mu’asasah ar-Risālah, 2000.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (t.t.).
Yazīd, Ibn Mājah Abū ‘Abd Allah Muḥammad ibn. Sunan Ibn Mājah. Al-Ḥalbī: Dār Iḥya’ al-Kitab al-‘Arabiyah, t.t.
Zuḥaylī, Wahbah az-. Al-Fiqh al-Islām wa Adillatuh. Damsyiq: Dār al-Fikr, 1984.
Published
2022-12-31
Section
Articles

STATISTICS

Abstract viewed = 310 times
PDF downloaded = 346 times