PLURALISME DALAM TASAWUF
Agama, Tasawuf, Pluralisme, wahdatul al-adyan
Abstract
Wahdatul Al-Adyan (kesatuan agama-agama) yang merupakan pandangan awal dari Al Hallaj pada dasarnya memandang bahwa agama yang dipeluk oleh seseorang merupakan hasil pilihan dan kehendak Tuhan, bukan sepenuhnya pilihan manusia sendiri. Oleh karenanya pandangannya bersikeras jangan sekali-kali mengajak seseorang kepada suatu agama, karena sesungguhnya itu akan menghalangi untuk sampai kepada tujuan yang kokoh. Tetapi ajaklah melihat asal atau sumber segala kemuliaan dan makna, maka dia akan memahaminya. Pandangan ini melihat bahwa wahdatul al-adyan memandang sumber agama adalah satu, yakni Tuhan yang sama, sehingga wujud agama hanya bungkus lahirnya saja.
Berbicara tentang konsep yang satu dan banyak, kalangan sufi memulainya dari konsep wahdat al wujud (kesatuan wujud) yang merupakan kerangka pemahaman dari Ibnu Arabi sebagai kelanjutan dari pemahaman hululnya Al Hallaj. Tuhan tidak bisa dipahami kecuali dengan memadukan dua sifat yang berlawanan pada-Nya, bahwa wujud hakiki hanyalah satu, yakni al Haqq. Meski wujud-Nya hanya satu, Tuhan menampakkan diri-Nya (tajalli) dalam banyak bentuk yang tidak terbatas pada alam.
Downloads
References
Abu Bakar Aceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf, Ramadhani, Solo, 1989.
Ahmad Fuad Fanani, Islam Mazhab Kritis; Menggagas Keberagamaan Liberatif, Buku Kompas, Jakarta, 2004,
Al Baqillani, At Tamhid fir Raddi alal Mulhidah wal Mu'aththilah, war Rafidhah, wal Khawarij, wal tahqiq: Mahmud Muhammad al Khudhairi, Dr. Muhammad Abdul Hadi Abu Raidah, cet. Kairo, tahun 1947 M. Mu'tazilah
Alwi Sihab, Islam Inklusif ; Menuju Sikap terbuka Umumnya, Mizan, Bandung, 1999, Cet, I,
Amin Syukur dalam Tasawuf Sosil, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004
______________ Menggugat Tasawuf Sufisme dan tanggung jawab Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, cet ke II 2002.
Anis Malik Toha dosen Perbandingan Agama di Universitas Islam antar bangsa (UIA) Malaysia, dalam Hidayatullah.com, pada 12 Februari 2008
A. Soenarjo, SH, Al-Quran dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah / Pentafsir al-Qur‟an, Jakarta, 1971.
Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur‟an, CV. Adi Grafika, Semarang, 1994
Fahrudin Salim, Pluralisme dan Toleransi Keberagamaan dalam Pluralitas Agama Kerukunan dalam Keberagamaan, (ed) Nur Rahmad, PT Kompas Media Utama, Jakarta, 2001.
Fatimah Usman, Wahdah al Adyan (Pluralisme Agama), Penemu dan latar belakang sosialnya dalam Tasawuf dan Kritis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001
Harun Nasution Islam di tinjau dari berbagai asdpeknya, jilid II, UI Press, Jakarta, 1986.
Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahjil Balaghah, juz 17, hal. 141, tahqiq: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, cet. Kairo, tahun 1959 M
Mukhotob Hamzah, Fikih Politik, Yayasan Narasi Unggul dan Poles, Wonosobo, 2003.
Mulyadi Kertanegara, Menyelami Lubuk taawuf, Erlangga, Jakarta, 2006.
Nurcholish Madjid, Pluralisme Agama di Indonesia, Mizan, Bandung, 1998.
Ongkhokham, Pluralisme Agama dalam Perspektif Sejarah, dalam Abdurrahman Wahid Dialog Kritik dan Identitas Agama
Ruslani, Masyarakat Kitab dan Dialog antar Agama atas Pemikiran Muhammad Arkom, Bentang, Jakarta, 2000.
Syafa'atun Elmirzanah, dkk, Pluralisme ; Konflik dan Perdamaian, Dian/Interfidei, Yogyakarta, 20002,
.Tim Penulis Rosda, Kamus Filsafat, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, Cet. I,