TETAP BAHAGIA DALAM PANDEMI CORONA (COVID-19): MAKNA HIDUP DALAM OTORITAS AGAMA
Bahagia, Pandemi Corona, Makna Hidup, Agama
Abstract
Virus corona bukan hanya merenggut ribuan nyawa tetapi juga mengubah tata cara kehidupan manusia di seluruh dunia mulai dari interaksi sesama maupun proses berhubungan dengan Tuhan. Beberapa orang mengurung diri di rumah, menghindari tempat keramaian, dan menunda perjalanan ke tempat lain. Sebagian lainnya mengubah tata cara bersalaman dari berjabat tangan dan berpelukan menjadi salam menggunakan siku dan kaki. Wabah virus corona juga berdampak dalam kehidupan keagamaan umat manusia. Sejumlah masjid mengubah tata cara ibadah demi menahan penyebaran penyakit Covid-19. Virus mengingatkan kita ˗ bahwa nasib kita saling terkait. Virus mengingatkan kita – bahwa kebebasan ada di tangan kita sendiri. Akan tetap bahagia atau merasah resah – adalah pilihan, dan ketika bahagia menjadi pilihan, maka iman mesti dikedepankan dimana diri sana akan menemukan makna hidup. Hakikat iman adalah saat orang lain merasa aman dan nyaman atas kehadiran kita.