DAYA TARIK KERATON SURAKARTA SEBAGAI IDENTITAS SUKU JAWA
Budaya Jawa, Identitas, Keraton
Abstract
Keraton kasunanan Surakarta menjadi salah satu tempat bersejarah yang berada di wilayah Jawa Tengah menjadikan suatu hal yang penting dalam proses persebaran akulturasi budaya dan persebaran Islam pada masa itu. Pada artikel ini menggambarkan akan adanya dimensi dimana terdapat dimensi estetika dan identitas budaya yang banyak terdapat pada bangunan Keraton Kasunanan Surakarta. Artikel ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan melakukan pendekatan pustaka, observasi atau wawancara, serta menggunakan sumber-sumber data yang ada. Melalui teori simbol serta identitas budaya banyak menghubungkan antara terminologi budaya Jawa dengan konsep kultural Belanda. Pertama pada Keraton Kasunanan Surakarta terdapat sebuah bangunan tinggi seperti menara yang bercat biru putih. Bangunan tinggi tersebut tidak menonjol pada sebuah ukiran, melainkan menonjol pada bentuk berupa jendela-jendela tinggi yang memiliki desain minimalis. Bangunan tinggi seperti menara tersebut memiliki lima lantai dengan ketinggian 36 m dan pada bagian atas bangunan tersebut berbentuk setengah lingkaran atau seperti tudung saji dengan puncak bangunan berwujud satu sosok dengan membawa busur. Kedua, Keraton Kasunanan Surakarta juga memiliki identitas tersendiri yang dapat menjadikan sebuah daya tarik oleh para wisatawan tersendiri. Keraton Surakarta sendiri terbagi menjadi beberapa bagian seperti di Alun-alun sebelah Utara, Alun-alun sebelah Selatan, Kompleks Sasana Sumewa, Kompleks Sri Manganti, Kompleks Kedaton, dan Kompleks Kamagangan.
Downloads
References
Hartanto, Tri, Tony Atyanto, and Yoyok Wahyu. 2020. “PERMUKIMAN BALUWARTI SURAKARTA YANG DIBANGUN PADA MASA PAKU BUWANA III ( 1749-1788M ),” 302–9.
Hermawan, Yoyok Adi. 2020. “Mengagungkan Kembali Seni Pertunjukan Tradisi Keraton: Politik Kebudayaan Jawa Surakarta, 1950an-1990an,” 34–40.
Langgeng Nugraha, Setyasih Harini, dan GPH Dipokusumo. 2021. “Upaya Meningkatkan Daya Tarik Kota Surakarta Di Tingkat Internasional Melalui Warisan Budaya,” 11–18.
Muhadiyatiningsih and Fathonah. 2020. “Dimensi Estetika Dan Identitas Budaya Dalam Bangunan Keraton Surakarta,” 56–60.
Muhadiyatiningsih, Siti Nurlaili, and Siti Fathonah. 2020. “Dimensi Estetika Dan Identitas Budaya Dalam Bangunan Keraton Surakarta.” Fikrah 8 (1): 73. https://doi.org/10.21043/fikrah.v8i1.6525.
Nadia. 2019. “PERMUKIMAN BALUWARTI SURAKARTA YANG DIBANGUN PADA MASA PAKU BUWANA III ( 1749-1788M ),” 12–19.
Pandansari, Dyah Ayu, Eko Priyo Purnomo, and Aulia Nur Kasiwi. 2020. “Dinamika City Branding Kota Surakarta Dalam Menarik Minat Berkunjung Wisatawan.” Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja 46 (1): 242–54. https://doi.org/10.33701/jipwp.v46i1.1036.
Peursen and Wagner. 2019. “Mengagungkan Kembali Seni Pertunjukan Tradisi Keraton: Kebudayaan Jawa Surakarta,” 45–56.
Prasadana, Muhammad Anggie Farizqi, and Hendri Gunawan. 2019. “Keruntuhan Birokrasi Tradisional Di Kasunanan Surakarta.” Handep: Jurnal Sejarah Dan Budaya 2 (2): 187–200. https://doi.org/10.33652/handep.v2i2.36.
Purwani and Ph, n.d. 2021. “Jawa Atau Bukan Jawa; Kasus Yogyakarta Dan Surakarta,” 78–82.
Purwiyastuti, Wahyu. 2019. “PRODUK BUDAYA MASYARAKAT BALONG SURAKARTA: SUPLEMEN MATERI PELAJARAN SEJARAH SMA” 19 (11): 1649–54.
Sari, Herlina Kartika, and Nugroho Trisnu Brata. 2020. “Fungsi Dan Peran Abdi DalemDi Keraton Kasunanan Surakata Hadiningrat.” Jurnal Solidarity 9 (2): 1059. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity.
Siti Nur Halimah. 2023. “ARTIKULASI IDENTITAS WONG SOLO 1 DI EKS ENKLAVE SURAKARTA : KONSTRUKSI” 26.2: 63–149.
Sulistyowati. 2023. Bahasa Jawa Sebagai Identitas. Sinar Grafika.