BENTUK DAN MAKNA ORNAMEN LAWANG KEMBAR MASJID MENARA KUDUS
ornamen suluran, bentuk dan makna, kehidupan di alam rahim
Abstract
Masjid Menara Kudus dibangun tahun 1549 M oleh Ja’far Shodiq atau Sunan Kudus. Bentuk dan ornamen Masjid Menara Kudus dianggap menjadi simbol akulturasi budaya dan toleransi agama Hindu dan Islam. Selain Menara yang bentuknya unik menyerupai candi Hindu, di Masjid Menara Kudus juga terdapat pintu yang dikenal dengan nama lawang kembar yang bentuknya menyerupai padureksa dalam arsitektur Hindu. Diatas pintu masuk lawang kembar yang terletak di serambi dan di ruang sholat utama terdapat ornamen suluran yang diduga tidak hanya membentuk binatang atau tumbuhan tetapi juga mempunyai makna yang mendalam dan menggambarkan ajaran Sunan Kudus tentang kehidupan.
Maka tujuan dari penelitian ini adalah; 1) menemukan bagaimana bentuk ornamen suluran di lawang kembar Masjid Menara Kudus, 2) apakah makna yang terkandung pada ornamen suluran diatas pintu lawang kembar Masjid Menara Kudus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan cara observasi, perekaman data, dan menggali dari sumber primer historiografi. Hasil penelitian menemukan bahwa makna dan bentuk ornamen di Lawang Kembar Masjid Menara Kudus adalah menggambarkan perjalanan hidup manusia ketika di alam rahim yang merupakan ajaran Sunan Kudus yang terdapat pada tembang Maskumambang
Downloads
References
Azzaki,A,F, NUrjayanti W, Zulfa,L, 2021. Akulturasi Buaya Masjid Menara Kudus ditinjau dari Makna dan Simbol, Simposium Nasional RAPI XX-2021 FT UMS,
Hasanah, Uswatun, 2014, Respon Masyarakat Kudus Terhadap Strategi Dakwah Sunan Kudus, ADDIN, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri SalatigaVol. 8, No. 2,
Hermanto,Heri, 2023, Konsep Islam yang mendasari bentuk Menara Kudus dan Masjid Al Aqsha, Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 10(1), pp. 1-7. doi: https://doi.org/10.32699/ppkm.v10i1.4088.
Imron,Ali, 2019, Tahapan Manusia Sampai Ke Dunia, Jepara || www.pa-jepara.go.id.
Jordan, Roy (ed.). 2009. Memuji Prambanan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Nizam, A, Nugraha W, Gustami,SP, 2018, Eksistensi Ragam Hias Sulur Gelung Teratai Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Journal of urban of society’s arts Volume 5 Nomor 1, April 2018: 37-48.
Nurini, N. (2011). Kajian Pelestarian Kampung Kauman Kudus sebagai Kawasan Bersejarah Penyebaran Agama Islam. Teknik, 32(1), 9–17. https://doi.org/10.14710/Teknik. V32I1.1685.
Rafiatun, Nisa, 2018, Nilai Pendidikan Islam dalam Kesenian Tembang Macapat,
https://journal.uii.ac.id › article.
Roesmanto,Totok,2013, Rupa Bentuk menara Masjid Kudus, Bale Kulkul dan Candi, Journal Arsitektur Vol 4, No 1. e-ISSN 2716-3423,p-ISSN 2087-2739 http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/ja/article/view/459
Supatmo. (2014). Keunikan Ornamen Bermotif Figuratif pada Kompleks Bangunan Masjid Menara Kudus, Imajinasi : Jurnal Seni, 7(1), 63–80.
Yufariani, Alfia, 2015, Tipologi Arsitektur Masjid-masjid Bercorak Jawa-Hindu di Kota Kudus, Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang