KAMPUNG TERJEPIT SEBAGAI INDIKATOR PERTUMBUHAN WILAYAH SUB URBAN DI KAWASAN GADING SERPONG TANGERANG
Kampung terjepit, sub-urban, penataan massa, akses
Abstract
Kota-kota disekitar Jakarta mengalami pertumbuhan yang sangat pesat pada dasawarsa belakangan ini dikarenakan beberapa factor pendorong, diantaranya adalah munculnya permukiman skala besar, yang dibangun oleh pengembang-pengembang besar. Salah satu diantaranya adalah wilayah Tangerang, sebagai salah satu kota penyangga Jakarta. Pembebasan dan penguasaan lahan yang sangat luas yang dilakukan oleh pengembang besar dalam rangka mengembangkan kawasannya berlangsung secara sporadis termasuk penguasaan lahan dengan membebaskan perkampungan yang sudah ada sebelumnya. Pola penguasaan lahan tersebut mengakibatkan terbentuknya perkampungan terjepit yang saat ini masih eksis diantara perumahan-perumahan elit yang dibangun oleh pengembang. Kondisi demikian memunculkan permasalahan keruangan permukiman yang diakibatkan keberadaan dinding pembatas yang memisahkan dua jenis permukiman. Penelitian ini mengkaji karakteristik perkampungan terjepit dalam konteksnya sebagai penanda pertumbuhan Kawasan sub-urban di Indonesia sekaligus mencari elemen pembentuk karakter kampung terjepit. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data didapatkan secara langsung dari lapangan dan dari sumber lain untuk mengkaji karakter keruangan wilayah perkampungan terjepit. Temuan penelitian didapatkan bahwa elemen pola penataan massa bangunan dan akses yang hanya berupa satu jalur keluar masuk merupakan karakter yang paling khas dari suatu perkampungan terjepit.
Downloads
References
Clay G. Wescott and L. R Jones, 2015, MANAGING URBAN GROWTH IN ASIA1, Asian Development Bank Journal of Comparative Policy Analysis: Research and Practice. Volume 9 Issue 4 : 337-350
Firman, T. (2003). The Spatial Pattern of Population Growth in Java, 1990-2001: Continuity and Change in Extended Metropolitan Region Formation. IDPR 25(1):185-193
Hidajat, J.T., Sitorus, S.R.P., Rustiadi, E., dan Machfud, 2013, Pertumbuhan dan Status Keberlanjutan Kawasan Permukiman di Pinggiran Kota Wilayah Metropolitan Jakarta, , Globe Volume 15:93 - 100
Hlaváˇcek, P., Kopáˇcek, M., and Horáˇcková L., 2019, Impact of Suburbanisation on Sustainable Development of Settlements in Suburban Spaces: Smart and New Solutions, Sustainability, 11: 71-82; doi:10.3390/su11247182
Ischak,M., Setioko,B., and Nurgandarum,D., 2016, Measuring the scale of sustainability of new town development based on the assessment of the residents of the native settlement around the new town area of Gading Serpong Tangerang, The 4th International Seminar on Sustainable Urban Development, IOP Publishing, doi :10.1088/1755-1315/106/1/012016
Kwanda, T., 1999, Peranan Perencanaan Fisik dalam Pengembangan Permukiman Skala Besar Pantai Timur Surabaya, DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 27, No. 1 : 1 - 7
Reckien, D., and Luedeke, M.K.B., 2014, The social dynamics of suburbanization: insights from a qualitative model Environment and Planning A 46(4), 980-1000 p.
Piña , W.A., 2014, Urbanization: concepts, trends and analysis in three Latin American cities MISCELLANEA GEOGRAPHICA – REGIONAL STUDIES ON DEVELOPMENT, Vol. 18 No. 3 : 5-15 , DOI: 10.2478/mgrsd-2014-0020
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Yuea, W., Liuc, Y., and Fanb, P., 2013, Measuring urban sprawl and its drivers in large Chinese cities: The case of Hangzhou, Land Use Policy, 31: 358–370